Mengenal Gejala Cherophobia, Takut akan Rasa Bahagia
Rasa senang atau kebahagiaan lazimnya menjadi tujuan hidup seseorang. Namun, ternyata ada sebagian orang yang memiliki keengganan irasional untuk merasa bahagia dan cenderung menghindarinya.
Hal ini disebut cherophobia, berasal dari kata Yunani "chairo" yang artinya bersuka cita. Pengidap cherophobia kerap tak mau berpartisipasi dalam kegiatan menyenangkan karena menganggapnya menakutkan.
Cherophobia tidak banyak diulas dan kurang terdefinisikan dengan baik. Istilah ini bahkan tidak ada dalam edisi terbaru buku pedoman kesehatan mental Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).
Baca juga: Yura Yunita Rilis Video Klip 'Harus Bahagia'
Sejumlah pakar kesehatan mengulas, pengidap cherophobia tidak selalu sedih sepanjang waktu. Namun, sang pengidap percaya bahwa merasa bahagia akan berujung pada sesuatu yang buruk atau buang-buang waktu.
Psikiater Carrie Barron menyampaikan bahwa kondisi mental ini bisa jadi disebabkan konflik atau trauma di masa lalu. Cherophobia berpotensi hadir sebagai mekanisme pertahanan yang terbangun dengan sendirinya.
Metode menyembuhkan cherophobia yang paling ampuh adalah dengan mengubah cara berpikir sang pengidap. Butuh waktu untuk mengatasinya, tetapi perawatan khusus bisa memulihkan pengidapnya untuk kembali bahagia.
"Penanganan seperti psikoterapi berorientasi wawasan dan terapi perilaku kognitif berguna untuk memahami penyebab hubungan negatif antara kesenangan dan rasa sakit," kata Barron, dikutip dari laman Business Insider. (republika.co.id)
0 Response to "Mengenal Gejala Cherophobia, Takut akan Rasa Bahagia"
Posting Komentar