Unta Betina Nabi Saleh


Dalam surah al-Araf ayat 73 Allah menjelaskan tentang kaum Tsamud. Mereka adalah orangorang yang hidup di sekitar Nabi Saleh. Sang Nabi mengimbau mereka untuk menyembah Allah. Tak ada sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu.

Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih (QS al-A'raf: 73).

Tsamud adalah kaum kuno Arab yang diperkirakan hidup sekitar milenium pertama sebelum Masehi. Mereka diperkirakan berasal dari wilayah Arab selatan, antara Hijaz dan Syam hingga lembah Qura yang kemudian pindah menuju utara. Kaum ini menetap di Gunung Athlab, Madain Shaleh, kota yang kini menjadi bangunan cagar budaya Kerajaan Saudi.

Para ahli tafsir dan nasab mengatakan, Tsamud bin Atsir bin Iram bin Saam bin Nuh merupakan saudara Jadis bin Atsir. Begitu juga dengan kabilah Thasm. Mereka merupakan masyarakat bangsa Arab yang hidup sebelum Nabi Ibrahim. Masyarakat Tsamud merupakan pengukir dan pemahat bukit yang baik. Karya mereka hingga saat ini dapat ditemui di Gunung Athlab dan di banyak bukit Arab bagian tengah.

Kisah tentang kaum Tsamud tak diceritakan dalam Taurat. Ahli kitab pun tidak mengetahui kabar dan keberadaan mereka. Namun, Alquran menjelaskan, kedua kaum ini. Dalam surah Ibrahim ayat 8-9, Musa berkata, Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi mengingkari (nikmat Allah SWT), maka sesungguhnya Allah Maha kaya lagi Maha Terpuji.

Saat perjalanan menuju Perang Tabuk, Rasulullah melewati Kampung Tsamud yang bernama Hijr. Beliau singgah bersama para sahabat di sana. Kemudian, sahabat mengambil air dari sumur-sumur di sana. Dengan air itu, mereka membuat adonan roti.


Sebagian sahabat menyiapkan bejana di atas api. Rasulullah kemudian me merintahkan agar bejananya ditumpahkan dan adonannya diberikan kepada unta. Kemudian Sang Nabi meneruskan perjalanan sampai di sebuah sumur.

Rasulullah menunjukkan jalan di mana unta Nabi Saleh datang menuju sumur dan jalan meninggalkan sumur. Nabi juga memberi tahu mereka bahwa unta berbagi air dengan kaum Saleh pada hari saat ia mendatangi sumur dan minum darinya. Pada hari berikutnya ia tidak minum apa pun.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam surah asy-Syu'ara ayat 155: Ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air pada hari tertentu. Dalam surah al-Qamar ayat 28, Allah berfirman: Beritakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka dan unta betina. Setiap giliran minum dihadiri oleh yang berhak.

Dilansir dari Tafsir Ibnu Katsir Volume 3, sebelumnya, unta ini lahir dari permintaan kaum Tsamud sebagai bukti kebenaran perkataan Nabi Saleh. Seekor unta betina yang sedang hamil lahir dari sebongkah batu besar dan keras.

Batu bernama al-Kaatibah ini terletak di sisi Hijr. Setelah Nabi Shalih berjanji dan Allah mengabulkan permintaan tertentu, mereka akan beriman dan mengikutinya.

Setelah mereka memberikan sumpah dan janjinya, Nabi Saleh shalat dan berdoa. Batu itu bergetar, retak, dan keluarlah seekor unta betina yang sedang hamil. Janin unta pun bergerak di antara kedua sisinya, sesuai permintaan kaum Tsamud. Lalu pemimpin mereka Junda bin Amr dan orang yang bersamanya pun beriman.

Di antara keistimewaan unta Nabi Saleh adalah susunya tak pernah habis. Maka, air yang diminum oleh unta pada hari gilirannya tergantikan oleh susunya yang melimpah. Dengan mudah mereka dapat memenuhi kebutuhan gizi harian.

Walaupun Tsamud telah mengambil ke untungan besar dari unta Saleh, mereka tetap berpikiran dan bersikap picik. Mereka membenci keberadaan sang nabi dan untanya. Maka, mereka menyem belih hewan milik Nabi Saleh.

Pembunuh unta ini adalah orang yang pa ling celaka di kalangan kaum Tsa mud. Setelah beberapa dari mereka beriman, pemuka kaum Tsamud ingin beriman namun dihalangi oleh Dzu'ab bin Amr bin Labid dan al-Huba seorang penjaga berhala serta Rabab bin Sha'ar bin Jalhas.

Rasulullah telah menjelaskan pembunuh unta itu di dalam salah satu hadis bahwa dia adalah laki-laki berkulit merah. Rasulullah pernah bersabda kepa da Ali bin Abi Thalib dan Ammar RA, beliau mengatakan: Maukah ka lian berdua aku beri tahu siapa manusia paling celaka dari dua orang laki-laki? Kami menjawab: Ya, wahai Rasulul lah. Nabi bersabda: Seorang laki-laki ber kulit merah di kalangan Tsamud. Dialah pembunuh unta dan orang yang memukulmu, ya Ali, di sini (ubun-ubun nya) hingga basah oleh darah. (HR Ahmad).

Dalam hadis lain, Rasulullah menya takan, dia adalah seorang pembesar yang berasal dari kaum Tsamud. Kitab Shahihain menyebutkan, Rasulullah bersabda ketika bangkit orang yang paling celaka, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda: Bangkitlah seorang laki-laki yang kotor, busuk, perusak, mulia di antara kaumnya, seperti Abu Zam'ah. (HR al-Bukhari, 6/378, no. 3377 dan Muslim, 4/2191 no. 2855).

Penyebab dibunuhnya unta itu karena Unaizah binti Ghanam bin Majlaz atau Ummu Utsman, wanita tua yang sangat memusuhi Nabi Saleh. Suami nya Dzu'ab bin Amr. Wanita kedua Sha daqah binti al-Muhaya bin Zuhair bin Mukhtar. Mereka berdua sepakat men cari orang untuk membu nuh unta beti na.

Shadaqah memerintahkan al-Hubab, tapi menolak. Lalu meminta Masda bin Mahraj bin al Muhayya. Masda memerintahkan Qidar bin Salif bin Jidz'i. Qidar akan diberikan anak gadisnya yang paling dia suka jika menuruti perintahnya.

Sumber : Dialog Jumat Republika

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Unta Betina Nabi Saleh"

Posting Komentar